FGD di Bapusipda Bedah Buku Sumedang Heritage

SUMEDANG – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Bapusipda) Provinsi Jawa Barat menggelar Focussed Group Discussion (FGD) Penerbitan Pioneer Buku Sumedang Heritage di Aula Lantai 4 Gedung Bapusipda Jabar, Jalan Kawaluyaan, Kota Bandung, Selasa (29/3).

Menurut Ketua Panitia, Dr. Hj. Oom Nurrohmah, FGD diikuti oleh 150 peserta terdiri dari para sejarawan, sastrawan, budayawan, pustakawan dan undangan lainnya.

FGD dibuka oleh Kepala Bapusipda Jabar Dr. Hj. Nenny Kencanawati, menghadirkan pembicara Hikmat Ishak (penulis buku Sumedang Heritage), Edah Jubaedah (budayawan Sumedang) dan Dr. Leli Yulifar (sejarawan dari Universita Pendidikan Indonesia).

Kepala Bapusipda Jawa Barat, Dr.Hj. Nenny Kencanawati mengatakan, pihaknya di Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk memfasilitasi sebuah perjalanan sejarah Sumedang yang akan dipersembahkan dalam sebuah buku.

“Mudah-mudahan  Buku Sumedang Heritage yang akan kami persembahkan ini bisa menghasilkan sesuatu yang sangat bernilai tinggi. Buku ini diharapkan dapat memberikan nilai-nilai yang memiliki dimensi luar  dan  menghadirkan konten yang bisa menjadi bagian perjalanan sejarah di Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Sumedang,”  katanya.

Penulis Buku Sumedang Heritage, Hikmat Ishak dalam FGD tersebut menjelaskan, Buku Sumedang Heritage bukanlah buku sejarah, sebagaimana yang sudah banyak ditulis dan diterbitkan. Tidak ada fakta-fakta baru tentang sejarah Sumedang karena hal tersebut di luar program penulisan.
“Buku ini adalah esai foto atau buku foto.Buku ini yang oleh kalangan penerbit di luar negeri disebut sebagai coffe table book atau visual book,,” katanya.

Buku Sumedang Heritage, menurut Hikmat, merupakan satu dari sekitar 30 serial buku tenltang warisan alam dan budaya di Tanah Priangan Provinsi Jawa Barat serta daerah lain di seluruh nusantara.
Menurut Edah Jubaedah, meski Buku Sumedang Heritage bukanlah buku sejarah, namun tetap memberikan arti penting bagi hasanah literatur tentang kebudayaan Sumedang.

Dr. Leli Yulifar menilai, Buku Sumedang Heritage sebagai sebuah karya yang mencoba merekonstruksi memori kolektif masyarakat yang berada di Kabupaten Sumedang saat ini.

“Secara disiplin ilmu sejarah, buku Sumedang Heritage masih memerlukan beberapa koreksi, diantaranya terkait aspek temporal, sistematika pembahasan serta hubung kait antar peristiwa,” katanya.
FGD dihadiri oleh Ketua Yayasan Pangeran Sumedang Ir. Rd.H. Koenrad Soeriapoetra dan Kepala Seksi Seni Budaya dan Film Pemkab Sumedang Enjang Koswara.  (enal)


Sumber : jabarprov.go.id